Langsung ke konten utama

Mengenang Acara Siaran Radio Transistor AM kuno

 Radio Transistor
https://gundulku2.blogspot.com/
 
Saya mencoba untuk curhat tentang masa kecil saat teknologi informasi atau media sosial tidak secanggih sekarang yang didukung dengan akses internet dengan berbagai gadget. Jangankan yang namanya internet listrik saja di tempat saya masih belum terpasang. Penerangan masih mengandalkan lampu minyak tanah. Kalau kita mengenang di era tahun 80 an ke bawah suana masih sepi dan gak begitu bising karena kendaraan bermotor masih sangat sedikit. Saat itu  dengan sepinya suasana untuk mencari  hiburanpun juga sangat sedikit. Paling-paling adanya wayang kulit ludruk ketoprak jarang kepang dan lain lain yang nota bene tidak setiap hari ada. Karena acara itu ada biasanya saat ada acara musim hajatan saja. Maka dari itu  siaran radio   swasta dan RRI yang menjadi tumpuan hiburan masih bekerja pada frekuensi AM atau MW. Memang ditempat saya Radio Broad casting System atau siaran Radio Swasta sangat banyak. Sehingga merupakan pilihan satu-satunya bagi saya dan keluarga untuk memilih satu-satu hiburan yang menyenangkan. Apalagi acaranya sangat banyak. Misalnya: ada Sandiwara Radio, Dangdut, Ludruk, Keroncong dan lain-lain. Setiap radio punya ciri tersendiri dalam menyajikan siarannya. Sehingga ada Radio siaran yang siarannya jadi Faforit pendengar. Misalnya Radio Cakrawala dari pagi sapai malam hanya dangdutan saja, Radio Rajawali radio ini awal mula lahirnya dangdut Pantun berjoget yang sangat populer. Radio Suzana terkenal dengan guyonan Trio Brululu siang yang sangat menghibur dengan peran Bonali, Wonokaerun, Rukem, Sokran dan lain-lain. Dan masih banyak radio yang lain. seperti El Bayu, Istara, El Victor, La Victor dan masih banyak lagi lainnya. Radio yang sampai saat ini yang masih aktip bekerja di AM MW adalah Radio Yasmara kembang kuning Surabaya , dan radio El Bayu Gresik Juga Radio RRI Pro dangdut. Dan ada radio baru yaitu Al Iman dan Radio Sangkakala. Kedua radio baru itu rupanya hanya menyiarkan tentang religius atau keagamaan. Radio inipun acara penyiarannya terbatas. Dan tidak meriah pengemarnya seperti jaman dulu. Mungkin teknologinya sudah berbeda dengan FM, yang kualitas suara lebih jernih dan setereo.

Saya menginginkan pemrintah mengaktipkan kembali siaran hiburan radio Swasta tidak hanya di FM saja tapi AM MW juga aktipkan. Daripada bergerombol di FM yang penuh sesak yang hampir tumpag tindih antar frekuensi. Yang mungkin banyaknya radio ilegal yang ikut siaran di FM tanpa ijin resmi dari infokom atau pemerintah.  

Semoga kenanganku ini bisa bermanfaat bagi pembaca.